Minggu, 27 Januari 2013

Kisah Keluarga Korban Bom Fosfor Zionis Ini Akan Difilmkan



Meditown bekerjasama dengan TV Aljazeera akan memfilmkan kisah nyata keluarga Sa'dullah Abu Halimah, salah satu keluarga Palestina yang menjadi korban bom fosfor Zionis pada agresi militer Desember 2008 lalu. Keluarga yang tinggal di Desa Sifa Gaza itu kehilangan 12 anggota keluarganya, lima di antaranya adalah anak-anak yang tubuh mereka melepuh akibat bom posfor putih. Sementara sisasnya dibantai pasukan penjajah zionis saat mereka melarikan diri.

Seperti dilansir InfoPalestina, Sabtu (26/1), pengambilan gambar untuk film ini memakan waktu tiga tahun karena harus mendokumentasi kesaksian berpengaruh yang dialami oleh keluarga Abu Halimah yang akhirnya kehilangan 12 anggota keluarganya, lima di antaranya adalah anak-anak yang tubuh mereka melepuh akibat bom posfor putih. Sementara sisasnya dibantai pasukan penjajah zionis dengan darah dingin saat mereka melarikan diri selama 10 hari seperti dikejar oleh serigala yang lapar.
Dalam proses pembuatan film ini, pihak produser harus hidup langsung dan bergelut dengan keluarga korban. Film ini menggambarkan dua hal; memaparkan kejadian sesungguhnya apa yang dialami keluarga Abu Halimah berupa pembantian penjajah Israel. Israel mengembom rumah mereka. Scain ini diambil dengan bukti dari saksi mata dan merekam bekas-bekas pengemboman.

Bagian kedua adalah adalah kehidupan keluarga Abu Halimah beberapa tahun setelah peristiwa itu. Film juga menggambarkan tekad dan semangat hidup keluarga Abu Halimah yang menggelar perayaan kelahiran anak-anak mereka yang dibantai Israel. Ini menggambarkan semangat mereka untuk hidup.

Film ini juga men-shot bocah perempuan Shahd yang gugur setelah dagingnya hancur karena bom posfor. Namun adiknya yang lahir kemudian juga diberi nama Shahd. Ini menggambarkan seakan sebagai korban yang seakan hidup lagi.

Tiga tahun setelah agresi, keluarga Abu Halimah tetap semangat hidup dan menggarap lahan pertanian mereka yang sudah dihancurkan oleh penjajah Israel, menikahkan dua anggota keluarga mereka, melahirkan anak-anak mereka dengan nama-nama yang sama dari saudara-saudaranya mereka yang sudah gugur dalam agresi Israel; Shahdu, Zain, dan Abdur Rahman. Sang ibu Shabah juga menikahkan anaknya Umar untuk melahirkan anak-anak agar jumlahnya sempurna lagi dan menegaskan kepada penjajah bahwa mereka tak akan menyingkirkan mereka. [RD/IP]

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar