Selasa, 29 Januari 2013

Istri Gubernur Jabar Dinobatkan "Local Heroes" Anti Trafficking


 
- Angin segar justru datang dari US Embassy ketika mengumumkan finalis Local Heroes melalui halaman Facebooknya. Saya dapati dalam daftar tersebut sosok dari kalangan muslim yang cukup terkenal. Memang, masyarakat Jawa Barat mungkin lebih mengenal suaminya, Gubernur Ahmad Heryawan. Beliau adalah istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetiyani. Saya sebelumnya telah mengenal sosok Ibu Netty dalam aktivitas beliau sebagai Ketua Dekranasda Jawa Barat. 

Bertolak belakang dengan anggapan masyarakat terhadap sosok istri pejabat, Netty bukan sekedar pemanis bagi Kang Aher. Di beberapa kesempatan saya mendapati Netty justru memiliki determinasi yang lebih tinggi dari sang suami. Ibarat pepatah, dibalik laki-laki kuat terdapat perempuan hebat, Netty tidak hanya mendukung suaminya di rumah, tapi juga memimpin langsung lembaga P2TP2A Jawa Barat. 
P2TP2A merupakan lembaga yang menyediakan diri sebagai rumah perlindungan bagi perempuan. Diantara mereka yang mendapatkan advokasi adalah korban perdagangan manusia (human trafficking) dan kekerasan dalam rumah tangga. Fanny, mantan istri Bupati Aceng termasuk yang dilindungi oleh P2TP2A. Selain Fanny ada ratusan korban human trafficking dan TKW Indonesia yang memperoleh tempat tinggal, pelatihan dan pembimbingan. 

Netty dalam aktivitasnya tidak hanya berdiam diri di kantor P2TP2A di Jalan Mulawarman Bandung. Beberapa kali ia langsung menjemput TKW Indonesia yang ditelantarkan di luar negeri. Kisah penjemputan TKW terkadang sangat mendebarkan karena Netty sebagai istri pejabat publik menolak mendapat pengawalan. Alasan Netty sederhana, kalau dirinya keluar negeri sebagai pejabat berapa anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah daerah, belum lagi lamanya proses koordinasi pengamanan dan pengajuan anggaran, padahal TKW tersebut harus dijemput hari itu juga! 

Sebagai ibu dari 6 putra dan putri, Netty tak menolak ajakan para aktivis perempuan untuk bersepeda dari Bandung ke Bekasi. Iya benar, dari Bandung ke Bekasi dengan sepeda. Tentunya bukan sembarang bersepeda, tapi Bersepeda dalam rangka kampanye melawan perdagangan manusia. Dan ternyata Netty benar-benar melakukannya full tanpa bantuan stuntman (atau stuntwoman dalam hal ini). 

Sebagai istri dari deklarator PKS, tak jarang aktivitas Netty juga memperoleh reaksi  negatif dari dalam partai sendiri. Yang paling kentara jelas posisi beliau sebagai Ketua Tim Penggerak PKK. Salah satu tugas PKK adalah menyosialisasikan Keluarga Berencana. Nah, tahu sendiri kan bagaimana pandangan kader PKS terhadap dua huruf ini, KB. Akan tetapi, Netty justru punya jawabannya. Ia mengatakan bahwa KB tidak hanya urusan pembatasan punya anak, tapi juga memikirkan bagaimana kesejahteraan keluarga bisa dicapai dan keluarga sejahtera bisa dijauhkan dari kekufuran. 

“Bayangkan ada tukang gorengan masih seumuran anak SMA tapi punya anak 6 Bagaimana kualitas perhatian dan pendidikan yang akan didapat anak-anaknya. Ini yang harus jadi perhatian kita”, Netty berargumen. 

Keahlian Netty dalam berargumen sebenarnya didukung pendidikan tinggi yang diterimanya. Netty merupakan salah satu dari sedikit aktivis muslim yang mengambil pasca sarjana di jurusan Kajian Perempuan Universitas Indonesia. Netty pernah bercerita tentang bagaimana ia harus mengadu argumen dengan dosen yang menganut feminisme radikal. Saking radikalnya sampai ada yang menolak untuk menikah dan hamil. 

Dengan mencermati kiprah Netty Prasetiyani, saya rasa beliau sangat layak untuk dinobatkan sebagai Local Heroes Indonesia. Netty juga menjadi sosok panutan yang ideal bagi aktivis perempuan Islam. Jika kalangan Islam liberalis bangga dengan Sosok Manji, maka dari kelompok Islam relijius juga boleh berbangga memiliki Netty Neryawan sebagai panutan. Seorang sosok pahlawan sejati bagi perempuan muslim Indonesia.

Jalu Priambodo

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar