Para fakir miskin yang untuk makan saja mereka sulit, tak dapat menahan air mata ketika tragedi itu berlangsung. "Rabbii... Andai saja uang itu diberikan pada kami, entah sudah berapa banyak nyawa kami yang mereka selamatkan dari mati kelaparan."
Para anak negeri yang bermimpi meneruskan sekolah di tengah kemiskinan keluarga, terpaku menengadahkan wajahnya ke langit. "Yaa Allah... Jika saja uang-uang itu digunakan untuk membantu anak-anak sepertiku, entah berapa banyak masa depan manusia yang mereka mampu perbaiki."
Para ayah dan bunda yang memiliki anak dengan penyakit mematikan di tengah kehidupan mereka yang serba kekurangan, tak mampu menahan isak tangis yang suaranya menyayat hati penduduk langit. "Yaa Ilahi... Kenapa mereka tidak memilih memberikan uangnya untuk membantu kami? Andai itu terjadi, entah berapa banyak orang tua yang mereka selamatkan harapannya."
Maafkan mereka yaa Allah... Ampuni mereka yaa Rabbanaa...
Selamatkan mereka dari hisab-Mu di akhirat kelak...
Aamiin Allahumma Aamiin
Artikel Terkait:
renungan
- Keterasingan Manusia di Era Global
- Warna Kehidupan
- Hikmah Saat Musibah; Tobat Saat Maksiat
- Budaya Pecundang dan Problem Peradaban
- Evaluasi Akhir Tahun
- Inilah Sebab-Sebab Malas Beribadah
- Apa Yang Anda Pikirkan
- Main Games = Jalani Kehidupan?
- Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai
- Ingat Kesalahan Sendiri, Lupakan Kesalahan Orang Lain
- Belajar Mengakui Kesalahan
- Syetan Hadir Saat Sakaratul Maut
- Sang Kakek Subuh
- Dari Bermain Bola, Kutemukan Islam
- Komitmen itu Seperti Mengayuh Sepeda
- Kekalahan Barca, Pelajaran Berharga bagi PKS
- Aku Ibu Rumah Tangga, Khatam Menghafal Al Qur’an 20 hari 20 malam
- Jika Tempe Ini Mengantarkanku Ke Surga
- Refleksi untuk Kader Tarbiyah
- Selalu Ada Waktu Untuk Allah
- Menyembunyikan Kebenaran
- Sidik Jari Dalam Kubur
- Berbakti Kepada Orang Tua
- Ketenangan
- Diece Ergo Sum (Saya Dihina Maka Saya Ada)
0 komentar:
Posting Komentar