Kala hati terpaut dengan sebuah keyakinan, persepsi tidak bisa menolak menuju satu fokus yang diyakini di situ kaki bisa berpijak menyeret asa dan kerinduan akan sebuah warna keemasan yang masih kelabu, ingin hati menunggang gunung tanpa harus capek memanjat tebing, tanpa harus dihadapi serangan binatang hunian hutan di sepanjang pendakian, ingin sekali rasanya berteduh dari panas menyengat kala siang hari yang menurut para ahli di atas jam 9 tidak akan ada lagi manfaat yang bisa diambil dari sinarnya, tapi aku tahu di ujung sana ada batu kerikil menyumbat sebuah lubang peradaban yang tak ada orang peduli bahwa dalam lubang itu terkurung para tawanan keadilan yang disalahgunakan.
Kekeringan jiwa semangat menimbulkan kekejaman ruh yang menjadi buas dan tak terarah, serasa menambah beban hidup yang tak kunjung berending, hanya karena DAKWAH yang belum selesai terlunasi, kekacauan pikiran, sembrautnya kehidupan mencerminkan bahwa pribadi ini masih lemah lunglai tak kunjung bangkit dan berdiri tegak menatap masa depan yang lebih cerah.
Aneh…… kenapa hal yang sama terulang lagi? Padahal kan sudah tahu bahwa jurang itu hitam dan dalam, memang Allah itu maha tahu dan kuasa atas sesuatu yang sudah, sedang dan akan terjadi pada hambanya, tapi kita tidak akan pernah bisa menyalahkan Tuhan ketika kita berbelok arah dari jalan yang diridhai-Nya, Kita bisa berfikir dan kemudian memilih apa yang seharusnya kita tindakkan.
Memang kadang kita selalu tahu ketika bintang mengitari rumah tetangga, dan tidak tahu sinar membias di sekeliling rumah kita sendiri, masih pantaskah kita menuntut keadilan Allah? Sedangkan keangkuhan masih menyelimuti setiap denyut nadi kealpaan? masih besarkah emosi kita mendahului ilmu-ilmu Tuhan?
Bangkitlah wahai ghirah yang lemah…
Tancapkan akar semangatmu ke dalam tanah…
Tumbuhkan benih-benih kemuliaan Tuhan…
Rauplah keharmonisan bernaung dalam Ridha Teduh-Nya…
Dia berjanji tak akan pernah mengkhianati…
Dia memberi bukan untuk meminta lagi…
Sadarlah bahwa kita akan secepatnya kembali…
Tancapkan akar semangatmu ke dalam tanah…
Tumbuhkan benih-benih kemuliaan Tuhan…
Rauplah keharmonisan bernaung dalam Ridha Teduh-Nya…
Dia berjanji tak akan pernah mengkhianati…
Dia memberi bukan untuk meminta lagi…
Sadarlah bahwa kita akan secepatnya kembali…
Artikel Terkait:
inspirasi
- Refleksi Kebanggaan Menjadi Kader Dakwah
- Mengikuti Langkah Sang Nabi Menuju Kejayaan
- Empat Prinsip Pembelajaran Nabi Khidir
- Kebaikan Itu akan Kembali pada Kita
- ODOJ Itu Ada di Mana-Mana…
- Hikmah Saat Musibah; Tobat Saat Maksiat
- Amira Mayorga : Yesus Tidak Menyuruh Umatnya untuk Menyembahnya !
- Budaya Pecundang dan Problem Peradaban
- Mantan Bintang NBA : Tegakkan Islam Dimanapun Anda Berada
- Mendiagnosa Aktivis Dakwah Berpenyakit
- Evaluasi Akhir Tahun
- Cara Greget Agar Hidupmu Bergairah
- Santri mukim Markaz Al-Quran untuk SMP/SMA
- Internet Sehat dan Aman Untuk Keluarga
- Apa Yang Anda Pikirkan
- Main Games = Jalani Kehidupan?
- Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai
- Spider-Man VS Usamah bin Zaid
- Sisi Lain Anis Matta di Liputan6
- V i t a l i t a s | Anis Matta
- Pak Ikhsan, Tunanetra Penjual Kerupuk di Pamulang Barat
- Sang Kakek Subuh
- Peter Casey : Tak Canggung Sholat Tepat Waktu di Tempat Umum
- Rahasia Sukses Orang Jepang
- Berkilau dan Bercahaya di Tengah Gulita
0 komentar:
Posting Komentar