KATA-kata itu bisa teman-teman jumpai di beranda facebooknya masing-masing. Perlu teman-teman facebooker ketahui bahwa islam telah mengjarkan tradisi berpikir (Tafakur) kepada umat-Nya. Dalam lembar cinta-Nya Allah SWT berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam kedaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka,” (QS. Al-Imran: 191).
Pedoman ayat di ataslah sebenarnya yang mendorong kita untuk selalu berpikir. Bukankah perubahan, perbaikan dan pengembangan diri selau dimulai dari pikiran kita?
Anis Matta pernah mengatakan “Kekuatan kepribadian kita akan terbangun saat kita mulai memikirkan pikiran-pikiran kita sendiri, memikirkan cara kita berpikir, memikirkan kemampuan berpikir kita, dan memikirkan bagaimana seharusnya kita berpikir”.
Menelaah dari ungkapan sarat makna di atas bahwa akar dari semua tindakan, perilaku, kebiasaan dan karakter adalah pikiran kita. Dalam hal inilah kita perlu mengevaluasi diri tentang tradisi berpikir kita.
Muhasabah Diri
Coba kita renungkan bersama, pernahkah kita galau jika pada hari ini tak selembar pun Al-Qur’an kita baca? Pernahkah kita guling-guling sambil bilang WOW tatkala banyak maksiat yang telah kita perbuat? Bukankah Allah seringkali mengingatkan kita afala tatafakkarun ‘tidakkah memikrkannya?’
Ketika kita terbiasa mengevaluasi jarak kedekatan kita kepada zat Yang Maha Agung Allah SWT maka sejak itu pula kita telah melatih diri kita agar berpikir (tafakur) untuk mensyurgakan peran. Alhasil muhasabahlah yang mampu memediasi keterpurukan hati-hati kita tatkala kondisi iman sedang kering kerontang.
Siang dan malam telah menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan kita selama satu hari ini. Jika perbuatan itu bernilai ibadah maka akan semakin mendekatkan kita kepada Allah. Tapi jika perbuatan itu bernilai keburukan maka hanya kesia-siaanlah yang kita dapat.
Semoga ini bisa menjadi renungan di peraduan malam sebelum kita melangkahkan kaki menuju ‘pulau kapuk’. Serta menjadi bahan evaluasi terhadap amalan yaumiah apa yang telah kita kerjakan. Wallahu a’lam bish-shawab
Artikel Terkait:
renungan
- Keterasingan Manusia di Era Global
- Warna Kehidupan
- Hikmah Saat Musibah; Tobat Saat Maksiat
- Budaya Pecundang dan Problem Peradaban
- Evaluasi Akhir Tahun
- Inilah Sebab-Sebab Malas Beribadah
- Main Games = Jalani Kehidupan?
- Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai
- Ingat Kesalahan Sendiri, Lupakan Kesalahan Orang Lain
- Belajar Mengakui Kesalahan
- Syetan Hadir Saat Sakaratul Maut
- Sang Kakek Subuh
- Dari Bermain Bola, Kutemukan Islam
- Komitmen itu Seperti Mengayuh Sepeda
- Kekalahan Barca, Pelajaran Berharga bagi PKS
- Aku Ibu Rumah Tangga, Khatam Menghafal Al Qur’an 20 hari 20 malam
- Jika Tempe Ini Mengantarkanku Ke Surga
- Refleksi untuk Kader Tarbiyah
- Selalu Ada Waktu Untuk Allah
- Menyembunyikan Kebenaran
- Sidik Jari Dalam Kubur
- Berbakti Kepada Orang Tua
- Ketenangan
- Diece Ergo Sum (Saya Dihina Maka Saya Ada)
inspirasi
- Refleksi Kebanggaan Menjadi Kader Dakwah
- Mengikuti Langkah Sang Nabi Menuju Kejayaan
- Empat Prinsip Pembelajaran Nabi Khidir
- Kebaikan Itu akan Kembali pada Kita
- ODOJ Itu Ada di Mana-Mana…
- Hikmah Saat Musibah; Tobat Saat Maksiat
- Amira Mayorga : Yesus Tidak Menyuruh Umatnya untuk Menyembahnya !
- Budaya Pecundang dan Problem Peradaban
- Mantan Bintang NBA : Tegakkan Islam Dimanapun Anda Berada
- Mendiagnosa Aktivis Dakwah Berpenyakit
- Evaluasi Akhir Tahun
- Cara Greget Agar Hidupmu Bergairah
- Santri mukim Markaz Al-Quran untuk SMP/SMA
- Internet Sehat dan Aman Untuk Keluarga
- Main Games = Jalani Kehidupan?
- Belajar Dari Cara Elang Menghadapi Badai
- Spider-Man VS Usamah bin Zaid
- Sisi Lain Anis Matta di Liputan6
- V i t a l i t a s | Anis Matta
- Pak Ikhsan, Tunanetra Penjual Kerupuk di Pamulang Barat
- Sang Kakek Subuh
- Peter Casey : Tak Canggung Sholat Tepat Waktu di Tempat Umum
- Rahasia Sukses Orang Jepang
- Berkilau dan Bercahaya di Tengah Gulita
0 komentar:
Posting Komentar