Senin, 24 Juni 2013

Dia Sangat Ingin Kita Masuk Surga



Sungguh Dia sangat ingin kita masuk surga. Demikian inti khutbah Jum’at di Masjid Al Falah, 21 Juni 2013.

Kala Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dibelenggulah setan-setan. Bukankah ini pertanda betapa Dia sangat ingin kita masuk surga? Dia ciptakan neraka sebagai hukuman bagi orang-orang yang lalai hingga ajal menjemput, namun berapa banyak jalan Dia sediakan bagi pengampunan?

Sungguh Dia teramat mencintai kita. Dan itu aneh. Jika makhluk mencintai Tuhannya, itu tak aneh. Sebab kita lemah, tak berdaya, tak memiliki apapun selain karuniaNya. Namun Dia, segala Maha, pemilik langit dan bumi, penguasa seluruh alam, mencintai makhluk yang lemah? Yang telah tahu akan durhaka, namun menyediakan jalan pengampunan tiada batas?

Sesiapa yang berpuasa dengan keimanan dan keikhlasan, kan diampuni. Demikian telah kerap kita dengar. Duhai, sebelas bulan kita bergelimang menikmati maksiat, dan bisa terhapus dalam sebulan saja? Sungguh terlalu diri yang tak memanfaatkannya.

Namun memang tabiat nafsu yang sulit tuk istiqamah sebulan penuh. Maka diringankan, “Sesiapa yang shalat malam dengan keimanan dan keikhlasan, kan diampuni.” Duhai, teramat Dia tahu betapa lemah diri di hadapan nafsu meski setan telah dibelenggu. Maka jika pun dirasa berat jalani puasa 'dengan ikhlas' sebulan penuh, shalat malam pun menjadi jalan pengampunan.

Ini pun masih berat?

Diringankan lah lagi, “Sesiapa yang shalat pada malam lailatul qadar dengan keimanan dan keikhlasan, kan diampuni.” Duhai, memang diri ini tak tahu diri. Kita insafi bahwa kala Ramadhan, semakin ke belakang, jamaah tarawih mengalami kemajuan—shaf yang semakin sedikit hingga tersisa yang terdepan. Maka jalan pengampunan pun diringankan, tuk dikejar di 10 malam terakhir.

Sungguh Dia amat ingin kita masuk surga.

Kala Ramadhan, ibadah sunnah dihargai wajib. Ibadah wajib dilipatgandakan 70 kali. Tidur pun, kala diniatkan tuk memperkuat ibadah, dinilai ibadah pula.

Sungguh Dia amat ingin kita masuk surga. Satu bulan, menghapus sebelas bulan. Tidakkah sadar, wahai diri, betapa Dia Maha Pemurah?

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar