Kamis, 02 Mei 2013

Pecandu Kebaikan



Ada satu kaidah Nabawiyah yang harus kita jadikan pedoman dalam mengarungi samudra luas kehidupan ini. Yaitu sabda nabi yang berbunyi من حسن اسلام المرء تركه مالا يعنيه salah satu ciri menonjol dari baiknya keislaman seseorang adalah kemampuannya untuk meninggalkan sesuatu yang tidak ada urusan dengan dirinya (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).

Seorang muslim yang keislamannya baik, akan memiliki filter dalam menggunakan langkah langkah hidupnya, dalam membangun konstruksi sejarahnya. Dia tidak akan larut dalam sesuatu yang sebenarnya dirinya bukan bagian dari sesuatu itu. Dia akan senantiasa fokus menyelesaikan masalah yang menjadi perhatiannya, yang memberikan manfaat dunia dan akhiratnya.
Seorang muslim yang baik akan senantiasa meninggalkan ucapan yang tiada guna, pandangan mata yang tak bermakna, mendengar yang melenakan, berjalan ke tempat yang membahayakan, berpikir tentang sesuatu yang mengotorkan jiwa. Semua gerak raga dan batinnya ditujukan untuk mengangkat derajat di mata Allah, Tuhan alam semesta.

Keterlibatan seseorang dalam hal hal yang bukan urusannya hanya akan memperlambat geraknya, mengerem langkah sejarahnya.

Banyak manusia yang terseret seret oleh masalah masalah dan persoalan manusia lainnya, padahal dia seharusnya tidak melibatkan diri di dalamnya.

Muslim yang baik akan sibuk dengan aib dirinya dan tidak sibuk dengan cela orang lain. Karena dia yakin bahwa kesibukannya dengan aib dirinya akan banyak membuatnya melakukan muhasabah diri. Dia yakin bahwa kesibukannya dengan mengurusi aib orang lain hanya akan menguras waktunya, menyedot energinya, mengggerus potensi dirinya.

Seorang muslim sejati akan terus berusaha menjadikan lintasan lintasan hidupnya bertaburan amal saleh. Karenanya dia akan terus menghindari perangkat perangkat yang menjeratnya dalam kubangan kubangan keburukan. Dia akan terus menghindari perangkap yang akan hanya membuatnya tidak lagi berkutik untuk menaburkan benih kebaikan. Tak lagi produktif untuk menebarkan kebajikan dan tak lagi memiliki energi untuk mendobrak kebatilan.

Dari kesia-siaan dia akan berpaling. Dari desas desus dia akan menyingkir. Dari adu domba dia akan mangkir. Apalagi debat kusir, pasti dia usir. Waktu waktunya pasti akan bertabur dzikir, menit menitnya pasti berisi syukur. Hentakan nafasnya adalah takbir.

Ingatannya senantiasa terpaut pada sabda nabinya yang berbunyi : احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز hendaknya engkau senantiasa berburu apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah bersikap lemah(HR. Muslim).

Cara bergaul pecandu kebaikan akan senantiasa steril dari semua yang melemahkan jiwanya, meredupkan semangatnya, melembekkan tekadnya. Karena bergaul dengan orang orang yang lemah akan melemahkan, bergaul dengan orang orang yang lalai akan melalaikan. Pecandu kebaikan akan senantiasa berburu sumber sumber energi kebaikan. Dia tidak akan membunuh potensi dirinya melalui pisau kelemahan.

Pecandu kebaikan terus bergerak mengejar ketertinggalan yang pernah dia lakukan. Kakinya seakan tertarik magnet menuju sumber energi surgawi.

Para pecandu kebaikan akan senantiasa komitmen dan konsisten untuk berjalan di rel kebenaran, menyusuri taman taman surga yang tak mudah diraih kecuali dengan kejernihant hati dan ketenangan jiwa.

Muslim sejati adalah mereka yang kecanduan untuk beramal saleh : tanpa henti!!

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar