Organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Minggu (21/10) malam, memberangkatkan puluhan relawan untuk melanjutkan misi pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.
“Relawan yang diberangkatkan 27 orang, terdiri atas tenaga dokter, insinyur serta tenaga teknis,” kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, di Jakarta (21/10).
Ia menjelaskan, para relawan itu berangkat pada pukul 18.45 WIB dengan menggunakan maskapai penerbangan Etihad Airlines dari Bandara Soekarno-Hatta dan dijadwalkan tiba di Kairo, Mesir, pada Senin (22/10) pukul 02.45 waktu setempat.
“Setibanya di Kairo, rencananya tim akan langsung menuju perbatasan Rafah, Mesir untuk kemudian masuk ke Gaza,” katanya.
Dia mengemukakan bahwa keberangkatan kali ini untuk melanjutkan pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina yang sudah memasuki tahap akhir, yaitu tahap kedua berupa pekerjaan arsitektur dan ME (Mechanical Electrical).
Selain relawan, kata dia, sejumlah awak media juga turut dalam perjalanan tim untuk meliput langsung kegiatan relawan dan program pembangunan RS Indonesia yang sudah dimulai sejak Mei 2011, sehingga total jumlah tim adalah 33 orang.
Menurut Sarbini Abdul Murad, kali ini adalah keberangkatan terbesar yang pernah dilakukan MER-C ke Gaza.
Ia menjelaskan, hal itu dilakukan bukan tanpa alasan, karena seluruh proses pembangunan tahap II RS Indonesia akan dikerjakan dan diawasi oleh putra-putra bangsa Indonesia yang tergabung dalam Divisi Konstruksi MER-C.
“Mereka yang berangkat adalah relawan insinyur dan teknis dengan keahlian khusus di bidang arsitektur dan ME dan telah lulus tes serta proses seleksi ketat yang dilakukan Pondok Pesantren Al Fatah, Cileungsi bekerja sama denga MER-C,” katanya.
Sebelum pemberangkatan, kata dia, selama beberapa hari para relawan juga menjalani pembekalan fisik dan mental agar lebih siap dan kuat menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab besar yang telah menanti mereka di Gaza.
Terlebih lagi, katanya, sebagian besar relawan akan menetap dan bertugas di Gaza dalam jangka waktu lama hingga pembangunan RS Indonesia selesai.
“Mereka akan bergabung dengan tujuh relawan yang saat ini sudah berada di Gaza, sehingga total relawan yang akan bertugas di Gaza untuk setidaknya setahun ke depan seluruhnya akan berjumlah 28 orang,” katanya.
Ia mengatakan, misi mendirikan RS Indonesia di Gaza, telah lama dirintis bersama antara masayarakat dan pemerintah Indonesia.
Misi membangun RS Indonesia di Gaza itu, berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir 2008 hingga awal 2009, dipimpin dr Rustam S Pakaya, MPH yang saat itu menjabat Kepala Pengendalian Krisis (PPK) Departemen (Kementerian) Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim.
Delegasi sempat bertemu Utusan Khusus Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) Duta Besar Peter Ford.
Pada Kamis (8/1/2009) pukul 21.00 waktu setempat atau Jumat pukul 02.00 WIB bantuan itu tiba di Rafah, perbatasan Mesir-Jalur Gaza, Palestina. (Ant/Ol-3)
Artikel Terkait:
internasional
- Muslim Inggris Protes Keras Video Katy Perry
- Mahasiswa Israel Lebih Suka Mati Daripada Ikut Wamil
- Tim Relawan Italia Tiba di Gaza
- Ratu Yordania dan Palestina
- Sembilan Anak Suriah Kembali Meninggal Dunia karena Kedinginan
- IM Tawarkan “Jalan Keluar dari Krisis Kudeta”
- Turki, TIME dan Mesir
- Jamaah Tarawih Pro-Mursi Diserang, 2 Syahid Ratusan Terluka
- Badai Aneh Rusak 80 Helikopter AS di Afghanistan
- Pidato Setahun Pemerintahan Mursi: "Cukup Setahun!"
- Jet Israel Kembali Gempur Gaza
- Gain Peace, Berdakwah Lewat Bus Kota
- Success Stories Dr Moursi
- Muslim Papua Nugini Meningkat 500 persen dalam 10tahun Terakhir
- Israel Segera ‘Caplok’ 100 Hektar Tanah Palestina
- Dr. Morsi menangis saat dinasehati Syaikh Dr. Muhammad Hassaan (Syaikh Salafi)
- Ilmuwan Inggris temukan bukti serangan senjata kimia Suriah
- Video Pembunuhan Syaikh Al-Buthi Beredar Di YouTube
- Pilihan Muslim Rohingya “Berlutut di Hadapan Biksu atau Mati”
- ‘Saatnya Peduli Muslim Rohingya Sebelum Semuanya Berakhir’
- Jerit Pilu Tentara Amerika Di Afghanistan
- Aktivis Hacker Anonymous Siap Menyerang Cyber Israel
- Allah Meng-GRATIS-kan Makanan untuk Gaza
- 97 Muslim Rohingya Mati Kelaparan Setelah 25 Hari Terdampar Di Laut
- Tikar Menjadi Alat Sederhana Pejuang Islamis Mali Hindari Serangan ‘Drone’
0 komentar:
Posting Komentar