Sabtu, 06 April 2013

"Aku Mencintai PKS Karena Allah"



PKS (Partai Keadilan Sejahtera) merupakan partai Islam terbesar di Indonesia. Selain itu partai ini pun memiliki kader kader yang sangat solid dalam menjalankan mesin partai di masyarakat. Saya berpandangan bahwa mendirikan partai politik merupakan bagian dari dakwah mereka. Karena perlu kita ketahui, Islam mengajarkan tata cara mengatur sebuah kehidupan yang baik di dunia.

Awal pertemuan saya dengan PKS adalah sebuah fenomena yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya terlahir di tengah tengah keluarga yang boleh di katakan adalah keluarga yang harus memisahkan agama dan politik. Terutama ayah saya, beliau berpandangan jika partai Islam ikut ke politik, maka partai Islam tersebut harus memikul beban yang sangat berat. Politik itu kotor (tegas ayah saya), jika partai telah terkena tinta hitam politik itu sulit di hilangkan. Dan yang nantinya buruk pun adalah Islam itu sendiri. Argumen ayah saya tersebut pun saya cerna, tapi perlahan saya tertantang untuk membuktikan kepada ayah saya, bahwa masih ada partai yang mampu tidak terkena tinta hitam tersebut yaitu PKS.

\Pertemuan pertama saya dengan PKS karena berawal dari halaqoh tarbiyah mereka. Awalnya saya tidak mengetahui pengajian ini adalah PKS, tapi perlahan ilmu yang saya dapat dari liqo tersebut sangat sangat bermanfaat bagi diri saya. Di dalam liqo tersebut saya banyak mendapatkan ilmu dan jati diri saya. Saya sebagai orang realis tidak mengambil mentah mentah apa yang saya dapat, tapi lama kelamaan saya sadar bahwa saya telah terjebak di telaga ilmu mereka. Saya tidak melihat partai lain bahkan partai Islam manapun di Indonesia yang mendidik para calon calon kadernya dengan sangat perhatian dan detail. Karena PKS tidak hanya menyiapkan kader kadernya ke kursi politik melainkan juga ke masyarakat.

Mungkin itu sedikit cerita dari saya, sekarang saya akan mencoba menganilsa apakah PKS  merupakan partai yang mampu sukses dengan memiliki kader kader yang solid? Dalam studi politik yang saya tekuni, ada yang namanya spektrum politik dalam sebuah ideologi politik. Tingkat paling tinggi adalah elit, kader, dan simpatisan. Tapi ketika kita melihat PKS, tingkat dan kekuatan utama PKS adalah kader bukan elitnya. Mengapa demikian? Karena PKS tidak berpatok pada satu orang, kekuatan PKS yang sebenarnya ada di kader.  Jadi jika ada elit PKS terkena masalah, itu tidak akan menggoncangkan kekuatan PKS, karena mereka memiliki kader yang solid dan mampu menjadikan sebuah musibah menjadi sebuah berkah.

Pada tahun 1999 awalnya PK hanya mendapat 7 kursi di DPR sehingga pada pemilu 2004 PK tidak bisa lolos pemilu, dan mau tidak mau PK harus mengganti nama dan lambang partai. Akhirnya pun pada tahun 2004 PK bertansformasi menjadi PKS. Pada tahun 2004 kursi yang didapat PKS meningkat menjadi 45 kursi dari total kursi 550. Dan pada tahun 2009 kursi PKS semakin bertambah menjadi 57 kursi dari 560 kursi yang diperbutkan dalam Pemilu Legiselatif. Dari jumlah kursi yang didapat PKS dari pemilu 1999 sampai pemilu 2009 terlihat jelas bahwa PKS adalah satu satunya partai yang konsisten tidak mengalami penurunan jumlah kursi. Ini membuktikan bahwa kader kader PKS berhasil menjalankan mesin partai di masyarakat.

Kesolidan kader kader PKS semakin terlihat, karena partai ini adalah partai yang tidak pernah terpecah menjadi beberapa bagian. Bisa kita lihat Golkar yang terpecah menjadi Hanura, Gerindra, Nasdem. Kemudian PPP yang terkenal dengan ke Islamannya pun terpecah menjadi PKB, padahal mereka berlatar berlakang Islam pula. Sedangkan PKS tetap pada satu jalur dimana mereka tetap bersatu walau di tengah badai sekalipun. Selain itu partai ini pun selalu menjadi garda terdepan yang membantu korban bencana. Saat partai partai lain sibuk dengan urusan kepolitikannya sehingga mereka lambat membantu masyarakat. Tapi PKS memiliki dua ruang yang terpisah dalam satu beranda. Ruang pertama ada kader yang harus fokus pada satu titik yaitu politik, dan ruang yang satunya ada kader yang di persiapkan terjun ke masyarakat dalam kondisi apapun. Ini yang tidak di miliki partai lain, ini membuktikan bahwa PKS tidak hanya ingin berpolitik tapi juga harus memberi perhatian lebih kepada rakyat Indonesia.


Jika kita memandang PKS, mungkin kesolidan yang mereka tampilkan terlebih dahulu. Salah satu contoh real adalah ketika mereka menghadapi masalah, sebut saja kasus Luthfi Hasan Ishaq. PKS mampu mengolah masalah tersebut dengan sebuah keberhasilan, bukti menunjukan kader yang di usungnya di Jabar dan Sumut berhasil memenangkan Pemilukada dalam kondisi badai politik yang di terimanya. Jika Anas mangatakan masih ada lembar lembar berikutnya yang akan di buka oleh dia terhadap partai Demokrat tapi tidak kepada Luthfi Hasan, beliau hanya mengatakan bahwa masalah dan ujian itu adalah cara Allah menaikan derajat kita bersama.

Kesimpulannya adalah satu kata dari saya untuk PKS, yaitu “Aku Mencintai PKS karena Allah”. Partai ini mendidik kadernya bukan hanya menjadi pemimpin tapi juga pemandu bagi masyarakat Indonesia. Banyak memang yang bisa menjadi pemimpin tapi sedikit dari pemimpin pemimpin tersebut bisa menjadi pemandu. Sikap selalu dekat dan melayani serta pembelajaran dan pengamalan ajaran Islam yang direalisasikan dalam segala tindakanya adalah sebuah kebaikan dalam dakwahnya. Sikap ke ikhlasan dalam berdakwah karena Allah mungkin adalah salah satu kunci kekuatan mereka dari segala badai yang diterima. Dalam Al Quran dikatakan bahwa “Hai orang orang yang beriman, jika kaliang menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengukuhkan kedudukan kalian” (QS. Muhammad {47}: 7) ***


Pandu Wibowo  
Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar