Sabtu, 29 Desember 2012

Setan, Si Raja PHP



Tau istilah PHP kan? Ada istilah dalam dunia pemrograman komputer, yaitu “PHP: Hypertext Prepocessor.” Tapi bukan PHP ini yang sedang dibahas. Istilah ini lagi ngetrend di kalangan anak muda. Kalau bertemu sesuatu yang mengecewakan, akan keluar tudingan PHP ini. Yaitu: Pemberi Harapan Palsu.
Misalnya ada seorang remaja yang ngebet dengan lawan jenisnya. Berbagai cara dilakukan dan tampaknya ada respon dari incarannya. Namun saat dikatakan terus terang perasaan remaja itu, yang didapat hanyalah penolakan. Maka kekecewaan pun datang dan tudingan PHP pun bersarang.

Sering bukan salah orang yang dituduh PHP, tapi dasar yang menuduhnya saja ke-ge-er-an duluan. Salah tangkap dan terlanjur berharap terlalu banyak.
Tapi ngomong-ngomong, sadarkah rekan muda, siapa makhluk yang paling sering menebar harapan palsu? Rajanya PHP dan memang profesinya menebar harapan palsu. Pembuat iklan? Bukan itu. Makhluk itu adalah yang dikatakan oleh Allah swt sebagai musuh.

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir : 6)

Semenjak tragedi pengusiran setan dari surga, sebagaimana kisah yang telah kita sering dengar, setan pun bersumpah untuk membuat manusia tersesat.

“Karena Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al-A’raf: 16-17)

Bagaimana caranya? Tentu saja dengan tipuan dan harapan palsu. Dan tipuan harapan palsu itu telah sukses pertama kali saat Nabi Adam a.s. melanggar larangan Allah swt memakan buah dari pohon yang dilarang untuk didekati.

Nah, agar tidak terkena tipuan harapan palsu-nya setan, kita harus tahu bagaimana setan beroperasi menebar harapan palus nya.

Perhatikan surat Al-A’raf ayat 17 di atas. Dari ayat tersebut, dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan ada 4 cara setan menebar harapan palsu.

1. Min baini aidihim. Setan datang langsung di hadapan kita. Maksudnya setan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat. Karena sesungguhnya yang ada di depan kita adalah hari akhir.

Setan menabur harapan palsu pada manusia dengan kata-kata, “Nyantai aja men, neraka dan adzab kubur itu hoax. Lu boleh berbuat sesuka lu di dunia ini. Hidup itu cuma sekali, men. Jangan sampe sia-sia lu capek-capek sholat, puasa, buat ngejer akherat, padahal yang dikejer itu gak ada sama sekali.” Begitulah godaannya sehingga manusia menyangka dan berharap bisa melakukan apa saja tanpa ada balasannya di akhirat. Namun manusia salah.

2. Wa min kholfihim. Dari belakang. Lawan dari akhirat (depan) tentu saja dunia. Maka setan membuat manusia mencintai dunia. Cinta pada dunia inilah yang membuat mental umat muslim menjadi terpuruk.
 Setan memberikan harapan palsu pada manusia: “Bro, lu ga perlu lah sedekah sedekah segala. Mending uangnya lu invest di deposito. Lebih bermanfaat buat lu bro. Orang-orang itu miskin karena males. Lu gak seperti mereka. Lu orangnya rajin dan smart mengelola uang. Udah, ga usah sedekah. Kalo ga buat beli gadget baru, mending dikelola maen saham.”

Akhirnya manusia tenggelam dalam cinta dunia dan enggan beramal sholih.

3. Wa ‘an aimaanihim. Dari kanan. Maksudnya setan akan membisiki manusia dengan cara mengaburkan urusan agamanya. Di sinilah peran kelompok penyesat seperti misionaris, aliran-aliran sesat dan JIL.
 Setan memberi harapan palsu pada manusia berupa: “Girl, lu yakin berjilbab? Sayang rambut bagus lu, lho. Yang diperluin itu jilbab hati. Hati lu udah dijilbabin belum? Yang penting itu tingkah laku lu dijilbabin dari kelakuan-kelakuan jelek. Ga perlu lah kain yang menutupi rambut indah lu. Bukan itu tujuan beragama.”

Godaan lain misalnya: “Cuy, lu ga perlu sholat kalu kelakuan lu udah baek. Kalo lu udah menghindari perbuatan keji dan munkar, itu udah cukup. Sholat kan tujuannya itu. Udah lah cuy, lu udah baek kok. Ga perlu sholat. Beneran.”

Dan manusia pun tersesat fikirannya karena godaan setan. Itulah perlunya ilmu agama agar bisa menangkal tipuan-tipuan seperti ini.

4. Wa ‘an syama’ilihim. Dari kiri. Setan membuat manusia gandrung pada kemaksiatan. Dari sisi ini benar-benar full harapan palsu. Manusia pada dasarnya memang menyukai hal yang menyenangkan. Dan setan membungkus maksiat itu sehingga terlihat menyenangkan.

Setan menggoda manusia: “Gak apa lah bray maen judi. Toh cuma sedikit ini. Bisa tobat lah entaran. Yang penting sekarang mah gaul ama temen-temen. Kalo menang lu mayan buat foya-foya. Udah nyantai aja ga usah pikirin dosa. Tuhan juga ngerti.”

Itulah berbagai tipuan indah setan. Berbagai jalan ia masuki untuk meniupkan harapan indah pada manusia.

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar