Jumat, 28 Desember 2012

Badai Bopha Membuat Warga Filipina Tahu Indahnya Islam



Badai Bopha yang melanda beberapa kepulauan Filipina membuat banyak non Muslim mengetahui betapa indahnya ajaran Islam. Mulai dari korban badai kencang dengan kecepatan 150 kilometer per jam itu, hingga dokter dan perawat dari kalangan non Muslim.
Sebelumnya, tidak sedikit diantara mereka yang mereka memiliki persepsi negatif tentang Islam dan Muslim. Sebagaimana ditampilkan media mainstream, mereka menduga Islam adalah agama kekerasan, suka perang dan identik dengan "teroris." Namun, keterlibatan aktif umat Muslim dalam membantu korban badai membuat mereka sadar bahwa apa yang "dijejalkan" oleh media tentang Islam selama ini keliru.
"Aku semakin yakin, mereka bukan komunitas yang gemar berperang, tetapi mereka adalah orang-orang dengan hati yang mulia," kata Merta Ignacio seperti dikutip The Philippine Star, Kamis (27/12). Merta adalah salah satu perawat Kristen mengaku sangat bahagia dengan inisiatif yang dilakukan rekan-rekannya yang Muslim. Para dokter dan perawat Muslim melayani korban badai dengan all out sejak beberapa pekan lalu, memberi kesempatan dokter dan perawat Nasrani agar bisa merayakan hari raya mereka.

Selain Ignacio, para perawat dan dokter lainnya juga mengucapkan terima kasih kepada rekannya yang Muslim ketika mereka bekerja kembali usai merayakan Natal.
Selain perawat dan dokter, korban badai Bopha adalah orang-orang yang merasakan langsung pelayanan dari para relawan Muslim.

"Saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku," kata Perla Manriquez, salah seorang korban badai yang mengaku terharu mendapat perhatian penuh dari para dokter dan perawat Muslim.

Hal yang sama juga diutarakan Ramon Rayes. Menurunya, bantuan para dokter dan perawat Muslim membuatnya sadar bahwa persepsinya terhadap Muslim selama ini ternyata keliru.
Badai Bopha yang juga dikenal dengan badai Pablo, mencapai puncaknya Rabu (5/12) pagi waktu setempat. Beberapa kepulauan di bagian barat daya Filipina seperti kawasan Palalawan mengalami kelumpuhan total. 
Sedikitnya 230 warga tewas akibat badai kencang yang mencapai 150 kilometer per jam itu. Belum termasuk ratusan warga lainnya yang dinyatakan hilang, setelah badai bopha itu memicu longsor dan banjir di sebagian wilayah. [IK/Rpb/bsb]

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar