Sahabatku, tulisan ini memang sengaja ku tulis karena mengingatmu. Sekian tahun bersama rasanya semakin kekhawatiranku meninggi karena mengenalmu dalam menyikapi hal ini. Hal yang bernama pernikahan.
Mungkin argumenmu tentang ini telah lengkap. Referensi dan segudang acuan sudah banyak. Namun sebagai teman sangat ingin ku nyatakan ini sejujurnya dan sejelasnya, bahwa pernikahan adalah perjalanan. Ia adalah pilihan. Sebagaimana Allah SWT memberikan kita pilihan untuk berada di jalan taqwa atau kemungkaran. Memang mungkin tidak seekstrim itu juga. Tapi kelak kamu akan tahu, bahwa pernikahan akan sama dengan itu.
Seandainya pun saat ini belum ada yang menyentuh dan mendobrak rasa hatimu untuk hidup bersamanya. Atau sudah ada tapi kau masih meragukannya. Tetap ambillah pilihan. Ingat sayang, Allah selalu punya maksud baik kepada hamba-hambaNya. Jika kita mengambil keputusan untuk mencari keridhoan Allah SWT semata dan menjalankan sunnah Nabi-Nya, meski kerikil yang nanti akan kau temui, dengan izin-Nya kerikil itu akan menjadi pembersih kakimu yang berdebu.
Waktu terus berjalan kawan. Seiring keraguanmu dan sepanjang waktu itu, sayang sekali jika tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan tabungan kebaikan sepenuhnya dengan menambah pahala dari sebuah hubungan pernikahan.
Ya, benar. Kau tetap bisa menjalankan sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, tahajud, dhuha dan bersedekah. Naum tetap kurang karena belum genap agamamu.
Mungkin duniamu telah begitu nyaman dan mapan. Tidak ada halangan dan ketergantungan apapun, terhadap siapapun. Sehingga kau pikir, sendiri aku masih bisa bertakwa. Namun percayalah, bersama pasanganmu nanti kamu akan merasa yakin bahwa taqwa sedekat syurga dan ia ada di depan mata.
Ini bukan hiperbola. Karena mungkin sering telah kau baca, kegagalan orang-orang dalam menjalani pernikahannya atau bahkan menyesali kesalahannya dalam memilih pasangan hidup yang tidak tepat. Tapi itu justru memang karena pernikahan adalah sistem yang telah Allah SWT rancangkan untuk manusia. Di mana setiap pembelajaran darinya, apapun itu bentuknya, jika kamu masuk dalam sistem itu maka ia akan meninggikanmu.
Layaknya sekolah. Mungkin saja saat lulus SMA, anggapanmu kulian itu tidak penting. Atau sekarang bukan saat yang tepat untuk kuliah. Atau kau lihat banyak orang yang kuliah tapi tidak banyak perubahan kehidupan yang lebih baik dari dirinya. Atau bahkan lebih buruk. Tentu kau tahu bahwa bukan sistem atas perkuliahannya yang salah. Sekalipun benar-benar salah, bila telah kau putuskan untuk kuliah, akan selalu ada hikmah baik dari semua perjalanan pendidikanmu. Akan lebih tinggi jenjangmu. Demikian pernikahan, ia bahkan lebih kompleks dari perkuliahan. Maka pelajaran yang kau dapat pun akan lebih banyak. Sehingga leveragekeimananmu insyaAllah akan lebih besar lagi.
Namun jika kau putuskan untuk berhenti, waktu akan terus berjalan. Sementara pembelajar belum sempurna. Memang banyak orang yang sudah menikah dan belum banyak belajar dari pernikahannya. Namun mereka tetap mendapat poin lebih dari dirimu. Ya, karena mereka sudah menikah. Dan di setiap langkah pernikahan mereka itu ada pahala, tabungan kebaikan di sisi Allah SWT dalam beragam bentuknya, baik itu kesedihan yang mengundang sabar, ataupun kebahagiaan yang mengandung syukur.
Sungguh tiada yang memaksaku menulis ini untuk mu. Melainkan karena telah ku rasakan manisnya iman meski baru beberapa tetes. Sehingga ingin sekali rasanya kemanisan itu ku bagi dengan mu dan kau merasakannya pula.
Sungguh Allah menciptakan perintah menikah ini agar kita bahagia. Ambillah apa yang telah ditentukan Allah SWT. Berserahlah kepada-Nya dan putuskan. Tiada yang tahu umur kita sampai kapan. Maka di setiap detiknya raihlah kebaikan. Jangan lagi kau lihat orangnya. Biar Allah SWT yang pilihkan. Lihatlah ia sebagai utusan dari sang Maha Penyayang untuk membimbingmu berjalan bersama ke syurga-Nya.
Jika kau meminta dari ku garansi. Maka akan ku pastikan bahwa tiadalah Allah menciptakan segala kejadian itu sia-sia. Allah SWT selalu punya rencana yang baik untuk kita. Maka banyaklah berserah pada-Nya dengan tetap mengambil tindakan seperti apa yang ia perintahkan. Sebab sebaik-baik perintah bagi orang beriman yang lajang adalah menikah. Ialah penyempurna agama. Dan ketahuilah sahabatku, jika kau dapat merasakan besarnya rasa sayangku kepadamu saat ini, sungguh sayang Allah SWT lebih besar lagi. Maka menikahlah, hanya karena-Nya. Bergegaslah meraih keridhoan-Nya. Karena inilah sebaik-baik hal yang perlu dipergegas.
Bayyinah Ainur
0 komentar:
Posting Komentar