Seorang rabbi ultra-ortodoks Israel mengatakan mahasiswa seminari atau sekolah agama di Israel lebih suka mendapatkan siksa dan dibunuh daripada ikut wajib militer ke dalam angkatan bersenjata.
Merujuk pada para mahasiswa sekolah seminari Haredi, rabbi tersebut membuat pernyataan sebagai reaksi terhadap ratifikasi RUU baru oleh kabinet Israel yang mewajibkan siswa sekolah seminari untuk mengikuti wajib militer, demikian laporan Press TV, Ahad 5 Januari.
Rabbi Israel lain menyalahkan tujuan materialistik tentara Israel dan mengatakan pemuda Israel menghindari dinas militer karena kesadaran mereka terhadap mentalitas tersebut.
Baru-baru ini, sekitar 1.500 mahasiswa sekolah seminari Israel berkumpul di depan sebuah pusat tahanan militer untuk memprotes penangkapan seorang mahasiswa atas penolakannya untuk mengikuti wajib militer.
Sebagai tanggapan, polisi dan pasukan keamanan Israel menyerang dan membubarkan para demonstran.
Artikel Terkait:
internasional
- Muslim Inggris Protes Keras Video Katy Perry
- Tim Relawan Italia Tiba di Gaza
- Ratu Yordania dan Palestina
- Sembilan Anak Suriah Kembali Meninggal Dunia karena Kedinginan
- IM Tawarkan “Jalan Keluar dari Krisis Kudeta”
- Turki, TIME dan Mesir
- Jamaah Tarawih Pro-Mursi Diserang, 2 Syahid Ratusan Terluka
- Badai Aneh Rusak 80 Helikopter AS di Afghanistan
- Pidato Setahun Pemerintahan Mursi: "Cukup Setahun!"
- Jet Israel Kembali Gempur Gaza
- Gain Peace, Berdakwah Lewat Bus Kota
- Success Stories Dr Moursi
- Muslim Papua Nugini Meningkat 500 persen dalam 10tahun Terakhir
- Israel Segera ‘Caplok’ 100 Hektar Tanah Palestina
- Dr. Morsi menangis saat dinasehati Syaikh Dr. Muhammad Hassaan (Syaikh Salafi)
- Ilmuwan Inggris temukan bukti serangan senjata kimia Suriah
- Video Pembunuhan Syaikh Al-Buthi Beredar Di YouTube
- Pilihan Muslim Rohingya “Berlutut di Hadapan Biksu atau Mati”
- ‘Saatnya Peduli Muslim Rohingya Sebelum Semuanya Berakhir’
- Jerit Pilu Tentara Amerika Di Afghanistan
- Aktivis Hacker Anonymous Siap Menyerang Cyber Israel
- Allah Meng-GRATIS-kan Makanan untuk Gaza
- 97 Muslim Rohingya Mati Kelaparan Setelah 25 Hari Terdampar Di Laut
- Tikar Menjadi Alat Sederhana Pejuang Islamis Mali Hindari Serangan ‘Drone’
0 komentar:
Posting Komentar