Seharusnya sebagai orang nomor satu di negeri ini, SBY dan keluarga Istana memiliki konsultan pajak agar bisa mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar. Sejatinya harus menjadi contoh bagi rakyat, terkait skandal pajak keluarga SBY yang dirilis oleh salah satu koran nasional Indonesia berbahasa Inggris, baru-baru ini.
Dalam pemberitaan itu disebut dalam dokumen SPT SBY dan kedua anaknya, Agus Harimurti dan Edhie “Ibas” Baskoro, yang berhasil didapatkan, tak menyebutkan detail sejumlah penghasilan mereka yang diperoleh sepanjang tahun 2011.
"Apakah keluarga SBY, termasuk Ibas dan Agus sudah bisa mengisi pajak dan informasi hartanya? Masak tidak ada konsultan pajaknya?," ujar Sekjen Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA), Yuna Farhan kepada wartawan di Jakarta, Minggu (3/2).
Yuna menyayangkan publik tidak kritis dan tak pernah mau tahu asal muasal harta kekayaan keluarga SBY, termasuk soal apakah keluarga SBY bayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
"Pastinya, penghasilan keluarga SBY tidak mungkin bisa sampai segitu. Jadi intinya SBY dan keluarga harus cepat-cepat klarifikasi. Jika tidak, SBY bukan warga negara yang baik," tukas Yuna.
SPT tahun 2011 yang dimasukkan pada kuartal pertama tahun 2012 tertulis, SBY disebutkan memperoleh penghasilan Rp 1,37 miliar selama setahun sebagai presiden dan tambahan Rp 107 juta dari sejumlah royalti.
Selanjutnya, dalam dokumen itu juga terungkap pada tahun 2011, SBY membuka sejumlah rekening bank yang total nilainya mencapai Rp 4,98 miliar dan 589.188 dollar AS atau sekitar Rp 5,7 miliar (kurs Rp 9.600 per dollar AS). Tetapi tak disebutkan detail dari mana sumber dana sebanyak itu. Sementara Agus, dalam dokumen pada tahun 2011 disebutkan memperoleh penghasilan tahunan Rp 70,2 juta. Agus adalah seorang perwira di Kostrad di Jakarta.
Berdasarkan SPT tahun 2011, Ibas memperoleh pengasilan Rp 183 juta sebagai anggota DPR dari Partai Demokrat. Ia juga memiliki investasi sebesar Rp 900 juta di PT Yastra Capital, deposito sebesar Rp 1,59 miliar, dan uang tunai totalnya mencapai Rp 1,57 miliar.
Artikel Terkait:
nasional
- Bedah Dakwaan Kasus LHI: "Peluang Besar LHI Bebas Murni"
- PKS Difitnah dengan Spanduk Palsu dan Foto Rekayasa
- Eropa Bolehkan Polwan Berjilbab, Kenapa Indonesia Tidak?
- Mengapa PKS Selalu Tertolong Tanpa Sengaja?
- Petugas KPK Sholat Dzuhur Berjamaah di Kantor DPP PKS
- Inilah Deretan Media-media Galau
- Jalan Raya Jepara-Demak Lumpuh Total
- Presiden PKS Anis Matta Islamkan Ekspatriat AS
- Inilah kasus suap pertama yang membuat KPK buntu!
- Kabar Terbaru Ustadz Luthfi dari Balik Jeruji
- Calon Gubernur BI Bertekad Indonesia jadi Pusat Perbankan Syariah Dunia
- Qaanita Luthfi: ‘Ayah Kami Nggak Ada Nganggurnya’
- Indonesia Overdosis Berita Sadis
- PKS Menang, Pemilik Media Besar Malu Hingga Membungkam Informasi
- Prof. Dr. Khoirul Anwar Penemu Teknologi 4G Asal Indonesia
- Masjid Agung Tasikmalaya ada di Toko Bagus?
- "Jokowi Effect" Gagal di Dua Pilkada, Ini Alasannya
- Satu Keluarga Di Ciamis Tinggal Di Kandang Ayam
- Kemenangan di Tengah Badai
- Hasil Quick Count Sementara: Aher-Deddy Unggul
- Ahmad Heryawan: Memenuhi Harapan Masyarakat Jadi Tujuan
- Ulama Cirebon : Anis Matta Akan Menjadi Presiden Indonesia
- Ulama Tasik Dukung Aher-Deddy Mizwar Agar Menang
- MetroTV Berulah Lagi, KAMMI Lapor ke KPI
- Negeri Darurat Pelacuran dan Seks Bebas
0 komentar:
Posting Komentar